
SIAK, Siletperistiwa.com – Sebagaimana Program Pemerintah Pusat ,Provinsi dan Kabupaten kota yang menggalakkan penangan Stunting setiap tahunnya agar menurun dan target tidak ada lagi kasus tunting atau gizi buruk.
Namun ini sepertinya di kecamatan bunga raya kasus stunting masih ditemukan dan lumayan tergolong masih banyak .
Kepala Puskesmas Bunga Raya yang ditemui media Rabu ,13/3 yang mereka arahkan ke Bagian Program Gizi, Media ini diterima oleh Rama Yeni Penanggung jawab Program ahli gizi diruang kerjanya ,mengatakan memang kaus stunting Oktober 2023 = 29 kssus.
Dan mulai timbang februari 2024 silam menjadi 24 kasus stunting, artinya ada penurunan 5 orang, sebenarnya penurunan sebanyak 7 orang, dikarenakan ada tambahan kasus baru 2 orang menjadi 24 orang semua.
Ketika ditanya media ini salah satu faktor apakah kurang sosialisasi dari pihak puskesmas memberikan pemahaman kepada masyarakat supaya bisa menekan angka stunting ini, atau apakah ada faktor lainnya seperti faktor ekonomi.
Hal ini dibantah oleh Rama Yeni kalau sosialisasi sudah cukup sekali rasanya, pihaknya hanya pendampingan saja, jika bantuan yang harus diberikan kepada masyarakat bayi, kami tidak punya anggaran sama sekali dan sudah bertahun – tahun tidak ada alokasi anggaran untuk mengatasi hal tersebut, hanya sebatas pendamping dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mulai dari ibu hamil ( Bumil)” katanya.
Terkait CSR perusahaan yang di SK kan Bupati yang pertama PT.TKWL dan PT. Riau Mandau Lestari (RML) tidak ada relisasi sama sekali, bahkan tidak pernah ada CSR tersebut baik itu berupa anggaran maupun berupa barang yang diberikan, “kata Rama Yeni.
Kalau untuk pemaparan dan usulan setiap Musrenbang sudah kita sampaikan expose dihadapan Bupati, juga Camatnya, namun untuk alokasi anggaran penangan Stunting ini bertahun – tahun tidak pernah ada alokasinya.
Diakui Rama Yeni salah satu penyebab ditemukan Status Stunting ini dibunga raya salah satu faktor ekonomi masyarakat menengah kebawah, dan kurangnya asupan gizi dan pola asuh kurang baik, sosialisasi yang dilalukan oleh petugas cukup baik.
yang mana asap rokok juga salah satu penyumbang penyebab stunting 10 persen, kasus yang ditemukan banyaknya di desa jati baru 7 orang, bunga raya 3 jaya pura 2, langsat permai 3, tuah indra 2 ,suak merambai 2, buantan lestari 2.
Ditambahkan Rama Yeni terkait anggaran mungkin ada alokasi dianggaran desanya, kalau dibagiannya sebagai penanggung jawab program gizi, sama sekali tidak ada anggaran, bagaimana kita mau membantu, dan CSR perusahaan yang sudah di SK kan oleh Bupati juga tidak pernah bekerjasama memberikan bantuan penanganan kasus stunting ini, jadi ya semampu pihak kami, hanya sebatas pendamping, memberikan pemahaman,sosialisasi saja, terkadang juga ada faktor lain membuat ditemukan stunting , pemahaman tradisional masyarakat kita, yang katanya percaya mulai dari istrinya hamil dan sudah melahirkan, istrinya tidak boleh makan ini dan itu, “tuturnya.
Sementara itu Kepala Kampong Buantan Besar pria yang akrab disapa Anto ditanya (13/3) mengatakan ada juga ditemukan didesanya, dirinya siap jika instansi terkait turun bersama – sama, artinya terkadang ada faktor orang tuanya memang kecil, tentu anaknya kecil, jadi masaalah stunting ini harus jeli sekali, “tuturnya.
Pernah awal kemaren disini ditemukan 38 orang, namun setelah diteliti betul apakah masuk stunting, akhirnya hanya tinggal beberapa orang lagi, masaalah stunting ini harus benar – benar serius, karena anak- anak yang dikategorikan stunting anak tersebut sehat – sehat saja, dan alhamdulillah tahun ini tinggal 20 orang lagi, dan pihak desa (kampong) siap menganggarkan untuk bantuan makanan tambahan, “tutur Anto.
“Sementara itu Kepala Kampong buantan besar mengakui juga selama ini belum ada bantuan CSR untuk Penanganan Stunting , sama sekali belum ada, PT.RML, SSL (Serata Sumber lestari), Balaikayang mandiri (BKM). Itu dikecamatan siak yang bergerak di perkebunan sawit dan aksia ,itu belum kelihatan, “ujarnya Anto.
Laporan : Zulfahmi ,S.Pd.I
Leave a Reply